eko indra eko indra Author
Title: KELOID, Siapa Sangka???
Author: eko indra
Rating 5 of 5 Des:
Agak nyesel sebenernya saat aku melihat luka kakak sepupuku yang ternyata berlanjut menjadi keloid. Aku bener-bener gak nyangka klo luka ...
Agak nyesel sebenernya saat aku melihat luka kakak sepupuku yang ternyata berlanjut menjadi keloid. Aku bener-bener gak nyangka klo luka kecil di punggung tangan tersebut ternyata tumbuh menjadi keloid justru disaat seharusnya luka itu hilang dengan sempurna. Tulisan ini dimaksudkan agar betapa seorang tenaga medis seperti kita harus betul-betul aware terhadap sekecil apapun luka yang terbentuk karena trauma mekanis.
Keloid adalah jaringan kulit tambahan yang tumbuh di bekas luka. Keloid merupakan bekas luka hipertrofik. Keloid biasanya warnanya merah muda sampai coklat tua. Keloid tidak menular dan tidak berbahaya, hanya saja tampaknya bisa mengganggu dan rasanya bisa agak gatal.
Untuk lebih jelas, lanjut bacanya yuk...


Benjolan pada kulit yang dikenal dengan sebutan keloid suatu saat mungkin dapat menghampiri kulit kita terutama ketika ada luka, baik terkena guratan pisau, luka bakar, bekas bisul ataupun jerawat. Keloid yang menempel di dalam kulit sering terlihat menyebalkan di mata orang. Keloid dapat mengakibatkan estetika kulit berkurang terutama bila keloid tersebut timbul di tempat yang sangat tidak diharapkan yaitu wajah. Bagi kaum perempuan, kecantikan mereka akan menjadi sangat terganggu.
Apa sih keloid itu? Keloid adalah benjolan padat di kulit yang merupakan pertumbuhan proliferatif (perbanyakan) dari jaringan fibrosa (jaringan ikat pada kulit) setelah mengalami penyembuhan luka. Keloid sebenarnya merupakan suatu tumor jinak pada kulit namun keloid tidak mengundang bahaya pada nyawa. Keloid yang lebih dari 1 kita sebut sebagai keloidosis.
Pada suatu luka, proses katabolisme dan anabolisme mencapai keseimbangan kira-kira 6-8 minggu setelah operasi. Pada keadaan normal, luka yang terjadi pada kulit akan membuat sel-sel kulit dan jaringan penghubung (fibroblast) mulai menggandakan diri untuk memperbaiki kerusakan. Pada kasus keloid, terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan dan penghancuran (degradasi) kolagen. Meskipun luka sudah tertutup, pertumbuhan yang berlebih terus terjadi sehingga mengakibatkan penumpukan fibroblast dan kemudian penonjolan keluar permukaan kulit yang akhirnya membentuk benjolan di jaringan luka.
Faktor penyebab keloid masih belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga disebabkan oleh peradangan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keloid antara lain adalah:
1. Genetik dan ras
Keloid berhubungan dengan gen HLA-B14, HLA-B21, HLA-BW16, HLA-BW35, HLA-DR5, HLA-DQW3, dan golongan darah A. Keloid lebih banyak ditemukan pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih di barat. Keturunan Afrika lebih banyak menderita keloid dibandingkan orang kulit putih. Begitu juga dengan Malaysia. Kebanyakan masyarakat India memiliki kulit yang mudah terkena keloid, kedua adalah bangsa Melayu, dan ketiga adalah bangsa Cina.
2. Umur
Keloid umumnya muncul pada anak-anak dan dewasa muda (10-30 tahun). Pria dan wanita tidak memiliki perbedaan dalam memiliki keloid.
3. Jenis dan lokasi trauma
Keloid lebih sering terjadi pada peradangan yang lama sembuh dan pada daerah dengan regangan kulit yang tinggi, misalnya: dada, bahu, leher, kepala, dan tungkai.
4. Vaksinasi
Biasanya vaksinasi BCG akan menimbulkan bekas.
Gejala dan tanda dari keloid adalah adanya benjolan kemerahan berbentuk kubah, keras, tidak teratur, berbatas jelas, menonjol, pigmentasi, ukurannya jauh lebih besar daripada lukanya sendiri, sifatnya melebar dan meninggi dengan terlihat adanya teleangiectasis. Pada tahap awal benjolan terasa kenyal, gatal, dan nyeri bila disentuh tetapi lama-kelamaan benjolan mengeras dan tidak terasa apa-apa. Perkembangan keloid biasanya cepat, kira-kira dalam jangka waktu bulanan.
Pada pemeriksaan fisik perlu diketahui riwayat lesi, ciri-ciri lesi, serta frekuensi tempat-tempat lesi. Pada keloid sebenarnya tidak perlu melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah karena hanya akan mempermahal biaya pemeriksaan, tetapi cukup melakukan biopsi saja.
Lokasi-lokasi munculnya keloid antara lain adalah di pipi, telinga, leher, dan cenderung di dada bagian atas dan bahu.
Terapi yang diberikan untuk keloid antara lain:
• Injeksi kortikosteroid intralesi
Berupa penyuntikan di lokasi keloid. Umumnya penyuntikan perlu dilakukan berulang-ulang sehingga sering kali pasien mengeluhkan ketidaknyamanan.
• Operasi
Pada operasi, sulit untuk melakukan pengangkatan keloid secara menyeluruh. Operasi kurang cocok untuk dilakukan karena dengan membuat sayatan baru maka akan menimbulkan keloid baru lagi.
• Bedah beku (Cryosurgery)
Menggunakan nitrogen cair. Umumnya teknik ini lebih dianjurkan karena kurang menyebabkan nyeri. Tetapi teknik ini hanya bisa diterapkan pada keloid dalam ukuran kecil.
• Bedah skapel
Merupakan operasi ringan pengambilan keloid dengan menggunakan pisau dan benang khusus. Prognosis pada keloid yang hanya diterapi dengan bedah skapel saja biasanya dapat kambuh kembali (>50%). Biasanya teknik ini akan dikombinasi dengan teknik lain.
• Laser
Merupakan metode yang banyak dilakukan karena tidak merusak jaringan di sekitar. Lamanya pengobatan tergantung pada ukuran keloid. Perawatan pasca terapi laser harus hati-hati, misalnya saja tidak boleh terkena air, mengganti perban harus bersih untuk mencegah terjadinya infeksi.
• Pengolesan cream
Untuk mengurangi kemerahan serta meringankan rasa nyeri dan gatal-gatal.
• Kompresi
Pemakaian plester yang mengandung hydroactive polyurethane efektif menyamarkan keloid. Terapi ini hanya dilakukan selama 12 jam sehari secara berturut-turut selama 8 minggu.
Menurut penulis, pilihan terbaik adalah dengan injeksi langsung menyusur permukaan keloid dengan kortikosteroid (triamcinolone acetonide) setidaknya 1-4 minggu sekali hingga tonjolan keloid menjadi rata.
Untuk keloid yang besar, injeksi dapat dilakukan berulangkali (ada yang sampai belasan kali) hingga rata. Itupun masih ada kemungkinan pertumbuhan pada jaringan kecil yang sebelumnya tidak terinjeksi.
Untuk keloid kecil pada umumnya bisa rata setelah injeksi kortikosteroid 3-5 kali.
Injeksi terbaik adalah dengan jarum (needle) no.27G menyusur permukaan keloid. Pastikan keloid berwarna putih agak menggelembung karena masuknya obat. Sekali lagi menyusuri permukaan, bukan injeksi dalam menusuk keloid. Injeksi menusuk ke dalam keloid seringkali menuai kegagalan. Mengapa ? Mungkin terkait dengan jaringan keloid yang secara histopatologis menunjukkan pola seluler.
Injeksi kortikosteroid tidak bisa diberikan pada keloid yang luas, miaslnya karena luka bakar. Pada kasus demikian dapat dipertimbangkan pengobatan cara lain.
Perlu diketahui, bekas keloid tidak lantas hilang, meski sudah dapat diratakan.
Pada kasus yang melibatkan wajah (keloid di wajah), seyogyanya berkonsultasi kepada ahli kulit atau ahli bedah plastik agar didapatkan hasil optimal.
Semoga Bermanfaat Kawan,
http://id.wikipedia.org
http://cakmoki86.wordpress.com
http://www.tanyadokteranda.com
http://emedicine.medscape.com/article/1057599-treatment

About Author

Advertisement

Posting Komentar

Anonim mengatakan... 16 September 2009 pukul 22.14

Saya juga menderita keloid. pas lagi browsing internet dapat informasi bahwa dengan mengkonsumsi mahkota dewa bisa sembuh, setelah coba seminggu rasa gatal yang menyiksa sudah mulai hilang tapi belum kempes . moga nanti hilang benjolannya.

tips dan informasi mengatakan... 16 September 2009 pukul 22.49

assalamualaikum, takhaballahumina wa minkum, met idul fitri, mohon maaf 1430 H lahir batin, sekalian mo tukeran link boleh gak ya sobat ?

Anonim mengatakan... 6 Oktober 2009 pukul 23.47

wah...makasih banget ya atas informasinya...ada nggak obat sejenis salep yang bisa menghilangkan keloid?tanpa harus suntik atau operasi...

Niana mengatakan... 13 Februari 2011 pukul 19.49

saya juga spt'y mnderita keloid,lalu saya byk mncari infrmasi ttg keloid d intrnet.....
ada gk ya obat herbal utk keloid???

 
Top