eko indra eko indra Author
Title: Orang Gila Pun Bisa Jujur
Author: eko indra
Rating 5 of 5 Des:
Awalnya bermula dari rasa iba liat seorang pasien terlantar di satu ruangan perawatan tempatku bekerja. Tepatnya, pasien adalah penderita g...

Awalnya bermula dari rasa iba liat seorang pasien terlantar di satu ruangan perawatan tempatku bekerja. Tepatnya, pasien adalah penderita gangguan jiwa, atau dalam dunia kesehatan dikenal dengan skizofrenia, atau dalam bahasaku kusebut penyakit gila nomor satu. hehe...

Sang pasien, sebut saja Ny.X datang beberapa minggu sebelumnya diantar oleh polisi lalulintas yang menemukannya tergeletak dipinggir jalan setelah sebelumnya terserempet mobil (paling tidak ini versi yang sampai ditelingaku). Kecelakaan tersebut mengakibatkan Ny.X tidak dapat berjalan seperti sediakala, sehingga petualangan panjangnya berakhir di tempatku berkerja.

Menjalani perawatan beberapa minggu gak lantas membuat Ny.X sembuh total. Ia tetap tidak mampu berjalan. Dan ironisnya gak pernah ada keluarga atau kerabat dekat yang nemenin pasien yang satu ini. Miris memang saat melihat kondisi Ny.X dengan kondisi serba keterbatasan, tanpa seorangpun disampingnya.
Pihak direksi memutuskan bahwa sudah waktunya agar pasien segera dipulangkan karena pihak rumah sakit tidak dapat memberikan kebijakan lebih dari yang sudah diberikan. Pertanyaan besar selanjutnya adalah ?? Kemana pasien ini akan dipulangkan??


Pihak kepolisian yang sedia kala nganterin ke RS gak bisa 'mulangin' ni pasien karena memang tidak ada data atau identitas apapun atas pasien.
Menghubungi Dinas Sosial kota, jawabnya sedang tidak ada program untuk rehabitasi pasien semacam ini.
Konfirmasi RS Jiwa di central negeri ini, mereka (pihak RSJ) menjawab dengan pernyataan bahwa pasien dapat diterima di pusat rehabilitasi tersebut jika ada pihak keluarga yang mengantar. Sama saja, tidak menyelesaikan masalah.
Selama dua hari pihak RS kebingungan menjawab pertanyaan diatas. "Kemana?, Kemana harus mengembalikan pasien tersebut ke kuluarga??"

Satu-satunya cara adalah dengan menanyakan langsung kepada Ny.X, tentang keberadaan keluarga terdekatnya, yang ia kenali atau minimal ia ingat, deh.
Hasilnya, NY.X menjawab bahwa ia tinggal di sebuah kampung bernama kampung "Kedongdong" (sebenarnya lho) dan menyebutkan sebuah nama, bibinya, sebut saja Bibi A (istri dari Mamang B). Lokasinya sekitaran daerah wisata pantai Anyer-Carita, ujung barat pulau jawa.
Percaya atau tidak, pernyataan pasien di catat sebagai satu-satunya bukti informasi yang bisa didapat.
Pikir kami, daripada tidak ada sama sekali. ;p

Now, wHat???

Siapa yang akan mengantar? yang pasti bukan aku, hehe.. sedikit trauma terlalu deket ma penderita skizoprenia waktu menjalani pendidikan dulu. Beberapa malamku diwarnai mimpi buruk tentang orang-orang kurang waras (secara mental) itu lantaran mereka sedikit pengen lebih deket ma gw.. huahaha.. bcanda!!!

Aku cuma manawarkan buat cari alamat si Bibi A istri dari Mang B tersebut.
Pertanyaan berikutnya adalah, jujurkah ny. X sebagai seorang penderita penyakit gila nomor satu itu??? Apakah mungkin seorang pasien skizofrenia yang biasa ngomong ngelantur ngalor ngidul ra jelas juntrungan bicara jujur walaupun untuk dirinya sendiri???

Tanpa pikir panjang, Aku bersama seorang teman yang kebetulan agak cukup sangat menjiwai Ny.X - (yang kebetulan sedang konsen ma tes masuk PPDS Spesialis jiwa)- yang juga agak2, hehe pizz ah mba Yeni!! memutuskan buat berrrrrrangkat.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan pembuktian sebuah hipotesa

"Mungkinkah seorang penderita Skizofrenia tingkat tinggi mampu memberikan pernyataan JUJUR sekali ini saja??"


Berangkat pukul 14.00 dan baru mendekati daerah yang dimaksud sekitar pukul 16.00 setelah menempuh perjalan sekitar 2345 tahun cahaya (hehe 2 jam klo dikonversikan ke waktu bumi). Sampai di kecamatan yang dituju, kami makin merasakan klo perjalanan ini mungkin bisa langsung diakhiri saja klo memang kampung yang dituju memang gak pernah ada dibumi, dan hanya ada di alam pikir Ny.X saja.

Melihat seorang tua yang tengah asik duduk di sebuah warung kopi, sambil menikmati rokok kretek ekonomis namun gak kalah rasa ma rokok paling mahal manapun dieropa sono - kami memutuskan buat melontarkan pertanyaan pertama.

"Pak, ada gak kampung kedongdong didaerah sini?" (sebenernya pengen ketawa, klo inget)

Suerr.. kaget berat waktu Bapak tua itu ngomong
" Aya Cep!! tah cakeut pasar carita"
(yang artinya masih sekitar setengah jam dari tempat Kami nanya, hehe kesimpulan cakeut adalah sekitar 7 KM)
Gak langsung kami telan mentah-mentah madu manis pertama yang kami dapet. Perlu kontrol dalam istilah sebuah eksperimen bilang. Tanya sekali lagi!!! ma orang yang beda, jenis kelamin beda, hehe maen gender nih.

Gak jauh dari tempat barusan, kami kembali menanyakan lokasi kampung kedongdong ke sebuah eit seorang ibu-ibu separuh baya yang tengah 'ngemong' anak perempuannya ditepi jalan. Lucunya, tanggapan si ibu,beliau langsung menanyakan maksud dan tujuan Kami ke kampung kedongdong. Dan dia justru terhanyut ma cerita singkat yang gw ceritain. Hehe.. kena deh!!!
Petunjuk makin terang, karena kampung kedongdong memang ada di dunia nyata, bukan cuma di kepala Ny.X. Alhamdulillah beberapa saat kemudian kami tiba di kampung yang dimaksud, tanpa kesulitan Kami dapat menemui rumah Bibi A istri dari Mamang B karena didampingi utusan langsung ibu RT. Hehe...

Sebetulnya cerita masih panjang, namun inti dari apa yang aku angkat dari sepenggal episode ini tampaknya telah cukup bisa dipahami.



Intinya :

"ORANG GILA AJA BISA JUJUR, MASA KITA GAK YA ?!!"
MALU ahh...



Eko Indra P
Cilegon-Indonesia

image :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ-VSFZENksl7Nf7tLufofp4_XyAdO_zWoEsO8EvkOTUCrFTpIywGpR7yqmEgAPeBneKnt7Kxec1FaKCC9zaIm87Bx99v-JrV2052xmiwliRKUr7C4mNDbTOAt-097xTDFP5BAAOF-jlI/s320/orang+gila.jpg

About Author

Advertisement

Posting Komentar

 
Top